Kamis, 21 Mei 2009

Ketika Kaum Israil Ingkar Kepada Tuhannya

A.Pendahuluan


 Bani Israil adalah sebutan dalam bahasa arab untuk menyebut kaum keturunan Israil yakni kaum Israel. Sebutan ini juga merupakan sebutan yang digunakan dalam Al Qur'an saat merujuk hal yang sama, Allah kerap memanggil Yaqub (Bahasa Inggris Jacob) dengan nama Israel, maka anak-cucunya disebut Bani Israel. Sebuah surat dalam Al Qur'an yakni surat Al Israa' juga memiliki nama lain yang banyak dikenal sebagai surat Bani Israil. Dalam perjalanannya, kaum Bani Israil mendapat banyak ujian mulai dari menjadi buronan Fir’aun, menjadi kaum yang direndahkan, serta diusir dari Mesir. Di satu sisi kaum Bani Israil merupakan kaum yang banyak mendapatkan kenikmatan dari Allah SWT, tapi sayang karena terlena dengan nikmat-nikmat yang diberikan, mereka mengingkarinya dengan kesombongannya mereka tidak mau mengikuti para utusan yang telah diutuskan kepada mereka. Semua tingkah laku mereka telah dijelaskan secara detail dalam al-Qur'an al-karim.  

B.Pembahasan
1. Ayat-ayat al-Qur'an mengenai kenikmatan dan kelingkaran Bani Israil 
 Surat al-Baqarah ayat 49-60 (Nikmat Allah kepada kaum Israil)
وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ (٤٩)وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (٥٠)وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ (٥١)ثُمَّ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٥٢)وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (٥٣)وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (٥٤)وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (٥٥)ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٥٦)وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (٥٧)وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ (٥٨)فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (٥٩)وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ (٦٠)

 Surat al-Baqarah ayat 61, 65 dan 67, 74 (Keingkaran Bani Israil terhadap nikmat Allah SWT.)
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نَصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الأرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (٦١)
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ (٦٥)
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوا بَقَرَةً قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ (٦٧)
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (٧٤) 

 Terjemahan ayat 49-60
“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.(49) Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.(50) dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim. (51). Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur. (52) Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk. (53). Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, Sesungguhnya kamu telah Menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; Maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (54). Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum Kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. (55). Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (56). Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka Menganiaya kami; akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri. (57) Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan Katakanlah: "Bebaskanlah Kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik". (58) lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik. (59) Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. (60)
 Terjemah surat al-Baqarah ayat 61 dan 65
Ayat 61
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu mohonkanlah untuk Kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi Kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, Yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan. demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
 
Ayat 65
Dan Sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".
 Terjemah surat al-Baqarah ayat 67 dan 74
Ayat 67
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan Kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil".
Ayat 74
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. 

2. Tafsir ayat al-Qur'an mengenai kenikmatan dan kelingkaran Bani Israil 
 Surat al-Baqarah ayat 49-50 (Nikmat Allah kepada Bani Israil)
Ayat 49, menjelaskan mengenai mengingatkan kamu Bani Israil yang diberi kenikmatan yang melimpah ruah yang berupa menyelamatkan mereka dari kejaran Fir'aun dan para pengikutnya yang menyiksa mereka di tempat asalnya (Mesir), di antara siksanya ialah menyembelih anak laki-laki dari Bani Israil, sedangkan anak perempuan tetapi hidup dalam keadaan hina. Ayat 50 menjelaskan mengenai tentang hal yang sama yakni tentang nikmat Allah SWT. kepada Bani Israil, di mana Bani Israil tersebut berupa terbelahnya lautan karena untuk menyelamatkan Bani Israil dari kejaran Fir'aun dan pengikutnya. Ayat 51 dan 52 menjelaskan mengenai hal yang dikerjakan kepada mereka dan nenek moyangnya. Kenikmatan tersebut berupa pengampunan yang berawal dari kejadian ketika Nabi Musa as pergi selama 40 malam untuk bermunajat meminta petunjuk, tapi ketika Nabi Musa pergi ternyata kaum Bani Israil menjadikan anak lembu sebagai sembahan mereka. Sungguh perbuatan sangat tidak tahu berterima kasih. Tapi dengan kejadian tersebut Allah SWT. masih tetap memaafkan agar mereka bersyukur dan bertobat. Ayat 53 mengenai hal yang sama tentang kenikmatan Bani Israil, dan kenikmatan itu berupa kitab suci sebagai petunjuk mereka yakni al-Furqon dan Taurat sebagai pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Supaya mereka dapat menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Ayat 54 menjelaskan mengenai perintah untuk merenungi diri dari apa yang diperbuat kaum Bani Israil yang banyak melakukan pelanggaran dengan cara menganiaya diri sendiri agar mereka tahu akibat perbuatannya. Ayat 55 dan 56 menjelaskan mengenai betapa keterlaluan sikap Bani Israil yaitu mereka ingin melihat Allah SWT. secara langsung. Kemudian Nabi Musa as mengajak 7 orang yang membangkang untuk melihat Allah SWT. karena sungguh keterlaluan sikap mereka. akhirnya Allah menyambar mereka dengan halilintar sehingga mereka mati sejenak, ada yang menyebutkan mereka hidup lagi/pingsan agar mereka bersyukur kepada Allah SWT. Ayat 57 menjelaskan mengenai nikmat Allah ketika Bani Israil tersesat di padang pasir karena dan tidak ada awan sedikitpun. Tapi Allah masih memberikan kenikmatan dengan menaungi awan di atas tempat mereka tersesat and memberikan makanan manna yaitu manisan yang seperti madu dan salwa yaitu burung puyuh yang sering berhijrah dan tidak sulit ditangkap. Ayat 58 dan 59 yang menjelaskan tentang perintah Allah SWT. kepada Bani Israil untuk menempati negeri yang konon adalah Bait al-Maqdis dan untuk memakan apa saja yang mereka sukai. Dan ketika masuk ke gerbang diperintahkan teriakan “hiththah” yang artinya bebaskanlah dari dosa-dosa besar dan masuklah dengan kerenahan hati. Tapi apa yang mereka lakukan ketika masuk gerbang, lagi-lagi mereka melanggar perintah Allah SWT. mereka tetap berbuat dzalim, di mana mereka melakukan perbuatan yang tidak diperintahkan. Ayat 60 yang berisi tentang nikmat yang diterima Bani Israil lagi yang berupa keluarnya 12 mata air yang termasuk mukjizat Nabi Musa as. Berawal dari permintaan Nabi yang meminta air untuk kaumnya kemudian Allah mengabulkan dengan cara tongkat Nabi Musa as yang dipukulkan pada batu kemudian memancarlah 12 mata air sesuai banyak suku Bani Israil. Dan Allah memerintahkan agar mereka makan dan minim di sana dan melarang mereka berbuat kerusakan di bumi. 


 Surat al-Baqarah ayat 61 dan 65, 67 dan 74 (Keingkaran Bani Israil)
Ayat 61 yang berisikan kecaman atas mereka yang meremehkan nikmat-nikmat Allah SWT. di mana mereka berkata kepada Nabi Musa as untuk meminta makanan yang seperti waktu mereka tinggal di Mesir yaitu diantaranya sayur mayor, ketimun, bawang putih, kacang andas dan bawang merah karena mereka dengan makanan yang sama yaitu al-manna dan as-salwa. Dan di sana Nabi Musa as mencela mereka dengan bertanya: “Kalian mau sesuatu rendah dibandingkan sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT. yang berkualitas tinggi. Kemudian beliau mencela dengan kata-kata: “Jika kalian tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. maka pergilah dan kembalilah ke negeri Salma yang telah menyiksa kalian. Kemudian Bani Israil ditimpahkan kenistaan dan kehinaan dan mendapat murka Allah SWT. karena kedurhakaan mereka serta keangkuhannya. 
Kejadian seperti di atas terjadi berulang-ulang kali, mereka tetap saja mengingkari ayat Allah SWT. dan terlebih mereka membunuh Nabi mereka. Perbuatan mereka yang terus dan terus melanggar telah sampai kesabaran mereka benar-benar malampuai batas. Ayat 65 berisikan penjelasan hal yang sama yakni mengenai kecaman atas pelanggaran Bani Israil. Kali ini menceritakan tentang kedurhakaan Bani Israil pada hari Sabtu. Di mana pada waktu itu hari Sabtu ditetapkan sebagai hari ibadah yang bebas dari berbagai aktifitas dan ini atas usul mereka sendiri. Kemudian Allah SWT. memberikan cobaan kepada mereka dengan mengeluarkan ikan agar menepi. Tapi akhirnya Bani Israil tergoda akan banyaknya ikan pada hari Sabtu, karena pekerjannya pada waktu itu adalah nelayan. Dan karena pelanggaran mereka, akhirnya Allah SWT. menjadikan mereka kera yang hina dan terkutuk. Ayat 67 berisikan keinginan Bani Israil ketika pada waktu ada seorang yang terbunuh dan akhirnya mereka saling menuduh dan Nabi Musa as bertanya kepada Allah SWT. untuk mengetahui siapa pembuhnuhnya. Dan Allah menyuruh Nabi Musa as untuk menyampaikan kepada umatnya agar menyembelih sapi. Tapi lagi-lagi Bani Israil yang angkuh tidak mau melaksanakan karena mereka beralasan hal tersebut tidak ada hubungannya dengan terbunuhnya orang tersebut. Nabi Musa as dituduh membodohi mereka. Padahal Nabi Musa as sudah menjelaskan kalau semua itu adalah perintah Allah SWT. Tapi mereka tetap saja tidak percaya. Dan akhirnya Nabi Musa as berkata hanya orang-orang jahil saja yang tidak percaya akan perintah dan kekuasaan Allah SWT. Ayat 74 menjelaskan tetap hal yang sama yakni keingkaran Bani Israil terhadap nikmat-nikmat Allah SWT. Di mana ayat ini menjelaskan tentang sifat Bani Israil yang sangat kasar dan lebih kasar lagi karena hati mereka tetap tidak sadar akan kebesaran Allah SWT.Walau sudah diberikan kenikmatan yang melimpah ruah tapi hati mereka tetap saja seperti batu yang keras dan kaku. Padahal diibaratkan batu yang ada di sungai akan berubah bentuk karena mengalir aliran air di sungai. Dan batu yang dipukul Nabi Musa as yang kemudian memancarkan air. Hal tersebut membuktikan bahwa batu saja takut dan tunduk kepada Allah SWT. Tapi kejadian tersebut tidak menyadarkan hati kaum Bani Israil yang keras dan kaku. Dan akhirnya Allah mengancam bahwa Allah SWT. tidak akan lengah dari apa saja yang dikerjakan Bani Israil. 

3.Uraian tentang tingkah laku Bani Israil

 Telah dijelaskan dalam surat al-Baqarah mengenai perilaku Bani Israil. Bani Israil memiliki sifat angkuh, keras, matrealistis, dan masih banyak sikap mereka yang sangat jelek. Di satu sisi Allah mengkaruniakan sebuah kecerdasan, kecerdasan yang membuat suku ini berkembang dengan pesat dari masa ke masa. Dengan kecerdasannya hingga kini keturunan Bani Israil (Israel) adalah salah satu negara yang berpengaruh dalam tatanan kehidupan masa kini. Tapi dibalik pengaruhnya yang besar itu, seakan-akan mereka-lah yang paling benar dan bahkan seluruh Negara-negara di dunia ini dianggap sebagai angin lalu saja. Padahal, jika kita flash back, mereka mendapatkan banyak pertolongan dan kenikmatan yang diberikan Allah SWT. kepada mereka. Mereka masih tetap saja bandel, keras kepala, dan mengingkari apa yang telah Allah SWT berikan kepada mereka. Banyak nabi yang diturunkan berasalkan dari kaum Bani Israil, hal ini karena supaya kaum Bani Israil dapat menerima utusan Tuhan dari kalangannya sendiri. Dasar sifat dari kaum Bani Israil, walaupun banyak nabi yang diturunkan dari kalangannya tapi mereka masih tetap saja mengingkarinya. Mereka dengan congkaknya menolak ajaran para utusan Allah SWT tersebut. Dari perjalanan para utusan Allah tersebut, Nabi Musa-lah merupakan seorang utusan yang mendapatkan ujian paling berat. 



Dimulai dari pembebasan kaum Bani Israil dari cengkraman Fir’aun, Nabi Musa melarikan diri bersama 50.000 orang pengikutnya, Nabi Musa bersama pengikutnya membelah dan melewati laut merah menjadi 12 belahan yang dibelakangnya mengejar 1.200.000 tentara Fir’aun. Kemudian ketika Nabi Musa pergi untuk memenuhi panggilan Allah SWT. mereka kembali pada kesesatan yaitu menyembah patung anak sapi buatan Samiri. Puncak dari ke ingkaran mereka adalah ketika mereka ingin melihat Tuhan serta lalai dalam menjalankan ibadah di hari sabtu karena keasyikan menangkap ikan, padahal di hari Sabtu kaum Bani Israil dilarang melakukan aktifitas, tapi dasar sifat kaum Bani Isail mereka melanggarnya dan akibatnya mereka dijadikan kera serta hidupnya tidak lebih dari tiga hari. Demikian juga ketika pada masa Nabi Muhammad SAW, sifat mereka seolah-olah sudah terpatri sehingga sulit untuk di hapus.




C.Kesimpulan
Bagai kacang yang lupa dari kulitnya, itulah ungkapan yang pantas untuk menggambarkan tingkah laku kaum Bani Israil. Mereka banyak memperoleh kenikmatan dari Allah SWT serta berulang kali memperoleh pertolongan dari-Nya, tapi mereka lupa mensyukuri dengan apa yang mereka peroleh. Mereka tak hanya lupa, tapi mereka juga mengingkarinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan bodoh, dan puncak dari perbuatan bodoh mereka adalah ingin melihat Tuhan. Dari sisi akal tidaklah mungkin makhluk ciptaan Tuhan bisa melihat yang menciptkannya, Nabi Musa saja yang notabenya adalah manusia pilihan Tuhan tidak sanggup melihat yang menciptakannya apalagi manusia biasa. Sungguh disayang kan kaum Bani Israil yang memperoleh begitu banyak kenikmatan tapi mereka mengingkarinya, Allah SWT telah memberi tingkat kecerdasan yang tinggi kepada mereka tapi sayang disatu sisi mereka juga memperoleh sifat yang buruk. Semoga dari kisah kaum Bani Israil ini kita dapat mengambil hikmahnya dengan cara selalu mensyukuri apa yang telah diberikan Allah SWT, bukan malah ingkar kepada-Nya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar